MURID TELADAN DALAM SIKAP KEDISPLINAN
Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan
terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai
ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Disiplin akan
membuat seseorang tahu dan dapat membedakan hal-hal apa yang seharusnya
dilakukan, yang wajib dilakukan, yang boleh dilakukan, yang tak sepatutnya
dilakukan (karena merupakan hal-hal yang dilarang). Bagi seorang murid yang
berdisiplin, karena sudah menyatu dalam dirinya, maka sikap atau perbuatan yang
dilakukan bukan lagi dirasakan sebagai beban, namun sebaliknya akan membebani
dirinya apabila ia tidak berbuat disiplin. Nilai-nilai kepatuhan telah menjadi
bagian dari perilaku dalam kehidupannya.
Murid teladan akan berperilaku apa yang seharusnya diperbuat,tidak mengada-ngada,tidak dilebih-lebihkan tetapi juga tidak dikurangi dari keadaan yang sebenarnya.Diam tepat pijakannya,melangkah tepat gerakannya,melaju sesuai arahnya.Sikap disiplin dapat dilakukan untuk setiap perilaku,seperti disiplin dalam belajar,disiplin dalam bekerja,disiplin dalam beraktivitas lainnya seperti dalam hal olahraga.Kedisiplinan
di lingkungan sekolah di mana anak sedang melakukan kegiatan belajarnya. Di lingkungan
sekolah kedisiplinan ini diwujudkan dalam pelaksanaan Tata Tertib Sekolah.
Dalam tata tertib sekolah disebutkan bahwa siswa mempunyai kewajiban: (1) harus
bersikap sopan dan santun, menghormati Ibu dan Bapak Guru, pegawai dan petugas
sekolah baik di sekolah maupun di luar sekolah; (2) harus bersikap sopan dan
santun, menghormati sesama pelajar, (3)
Hadir tepat waktu ke sekolah.
Uraian tersebut adalah suatu
kejelasan bahwa kedisiplinan itu sebagai bekal bagi anak untuk masa depan anak sehingga biasanya murid yang
disiplin di sebut murid teladan di lingkungan sekolahnya. Karena itu
kedisiplinan pada siswa penting untuk dipersiapkan dan dibina semenjak dini.
MURID TELADAN DALAM SIKAP SOPAN SANTUN
Seorang murid di pandang atau dinilai
sebagai teladan, biasanya murid tersebut menanamkan sikap sopan dan santun yang
ia terapkan di kehidupan sekolah maupun masyarakat.Kesopanan bisa dilihat dari
cara berbahasa,santun bahasa menunjukan bagaimana seseorang melakukan interaksi
dapat berjalan baik.Bahasa yang dipergunakan dalan sebuah komunikasi sangat
menentukan keberhasilan pembicaraan.Sopan santun juga dapat ditunjukan dari
cara berperilaku,misalnya cara berpaikan yang baik di lingkungan sekolah,cara
memperlakukan orang lain,dan mengekspresikan diri dimanapun dan dikapan pun.
Biasanya faktor-faktor yang
mempengaruhi dampak buruk nilai-nilai kesopanan adalah murid ingin melakukan
hal-hal sesuai keinginannya atau kebebasan,murid meniru sikap dari orang
tua,perbedaan perlakuan murid di rumah dan di sekolah dan kurangnya pembiasaan
sopan santun yang sudah diajarkan oleh orang tua sejak dini.
Proses
penumbuh kembangan karakter sopan santun atau rasa hormat pada orang lain ini
dapat di terapkan di sekolah dengan cara sekolah harus mampu membuat desain
skenario pembiasaan sopan santun atau rasa hormat,contohnya peran sekolah dalam
membiasakan sikap sopan santun pada orang lain dapat dilakukan dengan
memberikan contoh sakap sopan dan santun yang ditunjukan oleh guru.Dengan contoh
dari guru ini,siswa dengan mudah dapat meniru sehingga guru dapat dengan mudah
menanamkan sikap sopan santun.